Terakhir, kamu sempat
bilang bahwa aku ada di dalam kotak masa lalumu yang sudah kau simpan dan ditutup
rapat dengan baik.
**
Hai kamu apa kabar ?. Sudah
lama kita tak jumpa, jangan kan jumpa untuk saling bertukar kabarpun sudah
tidak. Mungkin kamu akan bertanya untuk apa aku menulis ini ? untuk mencuri
perhatianmu? Tentu saja tidak sama sekali.
Hanya karena rindu,
Mungkin dalam hari
harimu setidaknya kamu ingat bahwa aku yang pernah kamu buat tertawa dan juga
menangis.
Aku masih ingat kala
itu ,
Seberapa banyak aku
tersenyum karnamu dan seberapa hebat pertengkaran kita hingga akhirnya aku
bahkan kamu menangis. Dan aku cukup merasakannya.
**
Tahun 2013 aku pergi
meninggalkan Kota tercintaku Bandung menuju Ibu Kota dari Jawa tengah,
Semarang. Pergi merantau ke kota orang dan berada jauh dari keluarga maupun
teman-teman bukan hal yang mudah, seringkali rindu ini terlalu berat untuk
dirasakan. Aku memutuskan pergi, hanyalah untuk menyusun masa depanku, demi
sebuah cita-cita yang sedang dan akan aku rangkai.
Pertemuan demi
pertemuan dengan orang baru membuat aku merasakan bahwa aku tidak kesepian,
satu diantaranya aku bertemu kamu. Kamu yang juga sama memilih merantau untuk mengharap
keajaiban masa depanmu.
Aku dan kamu di
persatukan dengan kesamaan maupun perbedaan. Aku merasa menjadi orang yang
paling beruntung saat itu karena bisa melihat sisi kebaikanmu diantara mereka
yang menilaimu sebelah mata. Denganmu hari – hariku semakin berwarna, semakin
sering waktu kita lalui bersama.
KAMU...
Yang selalu
meninggalkanku tiba-tiba disaat aku menangis hanya untuk mencarikan eskrim,
begitulah caramu menghapus air mataku.
Yang selalu
mendengarkan khayalan-khayalan ku dan mewujudkannya satu persatu.
Yang selalu rela
menunggu dibawah terik matahari setiap menjemputku hanya karena aku tidak
bergegas merapikan diri padahal aku tahu kamu benci untuk menunggu.
Yang selalu memuji
masakanku.
Yang selalu memuji
semua hasil karyaku, apapun itu.
Yang selalu
melindungiku, bahkan hingga tak ada satupun yang berani menggangguku.
Yang selalu memastikan aku didalam pengawasanmu untuk makan sambal.
Yang selalu
menghawatirkanku, bisa saja orang-orang kamu telepon hanya karena tidak mendapatkan kabar dariku.
Dan yang selalu
membuat aku kesulitan untuk menyebutkannya satu persatu semua hal yang aku kenang.
Aku pernah tidak masuk
jam kuliah dan kamu mencariku hingga dapat dan memarahiku hanya karena itu
bukan perbuatan yang baik. Aku pernah membuatmu menangis hanya karena kamu
merasa tidak menjadi baik untukku padahal itu rangkaian dari kejutan ulangtahunmu,
sejujurnya saat itu aku cukup merasa berhasil membuatmu bahagia atas usahaku memberikan yang terbaik di hari istimewamu. Aku pernah menjadi
penasihat cinta terbaik dalam hidupmu, menamani kemanapun kamu pergi untuk
memberikan kejutan demi kejutan untuk wanita yang kamu taksir.
Lucunya kita berjanji
untuk tidak menaruhkan hati diatas kebersamaan. Aku selalu memiliki banyak ide
untuk membantumu dekat dengan wanita taksiranmu tapi tidak sebaliknya dengan
kamu yang tidak menginginkan aku pergi dengan laki-laki lain, tidak jarang kamu
mengagalkan pendekatanku dengan mereka satu persatu.
Kamu juga sering
dibuat kesal oleh ibumu yang terkadang memiliki perhatian lebih kepadaku
dibanding dengan anaknya sendiri pada saat itu. Bertukar kabar dengan ibumu membuat aku
menyayanginya, hingga selalu ada buah tangan darinya yang dititipkan kepadamu
untukku setiap ada kesempatan untuk pulang. Mereka bilang kamu adalah orang
yang suka membuat masalah, tapi bagiku kamu orang yang pandai membuatku tersanjung
dengan segala kebaikanmu. Tapi percayalah kamu membuat aku mengenalmu untuk
pertama kalinya sebagai laki-laki yang mampu menjagaku. Terkadang kamu membuat
aku merasa adalah seseorang yang patut di perjuangkan dan menjadi orang paling
beruntung dipertemukan denganmu oleh Tuhan.
Dan hingga akhirnya aku membuat kesalahan.
Lalu aku terlambat,
Aku melakukan
kesalahan menjadikanmu sebuah pilihan. Aku memegang teguh janji kita dibawah
gelapnya malam dan terangnya bintang-bintang pada saat itu untuk tidak
melibatkan perasaan dalam kebersamaan ini tapi kamu melanggarnya. Aku pikir
dengan aku pergi hanya perasaan saja yang ikut pergi dan kamu tidak. Nyatanya
aku salah. Nyatanya aku meyesal membiarkanmu ikut pergi dengan persaanmu.
Terimakasih kamu sempat
mendampingi perjalananku.
Mungkin memang betul
bahwa sesuatu yang sudah berhasil dibuat kecewa tidak akan bisa kembali seperti
semula. Untuk jumpa kita terkahir kalinya membuat aku sadar bahwa aku sudah
melewatkanmu. Cukup berkesan membuat aku menyadari bahwa dalam hidup sebenarnya
tidak perlu ada keegoisan dan beberapa hal terkadang bisa di kompromikan tidak
selalu melulu harus sesuai dengan perjanjian awal, semua bisa di kondisikan.
**
Aku tadi bilang aku
merindukanmu bukan ?
Tapi aku tidak sedang
bersedih buktinya sekarang aku sedang tersenyum menuliskan ini semua.
Sekarang aku dan kamu
baik-baik saja.
Kita bahagia bersama
di jalan yang berbeda.
Dan terimkasih bahwa
kamu sudah menyimpanku di masalalu yang tak ingin kau usik hingga kapanpun,
dengan tidak mencariku kembali agar tak merusaknya, dan membiarkan aku hidup di
dalam kenanganmu. Pilihanmu tepat untuk tidak membuat ruang pertemuan diantara
kita.
Comments
Post a Comment