Semua calon
mahasiswa sudah sepatutnya punya goals mau jadi apa setelah lulus. Kalau boleh
saran sih sebaiknya apapun goalsnya coba deh berkecimpung di dunia
keorganisasian ya minimal jadi panitia panitia kegiatan di kampus. Kenapa ? Jawabannya akan kalian
rasain setelah lulus. Organisatoris atau tidak menurutku gak ada hubungannya
sama prestasi di bidang akademik sama sekali. Akademik di kampus itu sebaiknya
diimbangi dengan organisasi supaya kuantitas dan kualitas dirimu bernilai saat
lulus nanti.
1.
Berawal dari Maba
Pertama kali menjadi mahasiswa baru aku gak sama sekali
kaget dengan kegiatan ospek karena kegiatan paskibra yang pernah di ikutin dulu
di tingkat SD sama SMP rasanya lebih berat. Di jemur panas-panasan udah biasa.
Di bentak, di cari-cari kesalahan oleh kaka tingkat hal yang wajar untuk
membentuk keberanian diri dalam mempertahankan jawaban maupun mengemukakan
pendapat. Ya tentu aku selalu menjawab apa yang menurutku harus di pertahankan
dan mengutarakan pendapat yang seharusnya bisa menjadi masukkan, terus tinggal
ikutin aja aturan mainnya. Diakhir ospek ternyata aku salah satu jadi mahasiswa
terbaik selama ospek. Lanjutannya adalah menjadi salah satu panitia pasca ospek
gitu kebetulan jadi panitia acara saat itu. Lumayan berat karena gimana caranya
kita harus bisa bikin acara dan ngatur anak angkatan yang belum kenal deket.
Itu menjadi organisasi pertama di kampus, dari situ aku jadi bisa lebih awal
mengenal karakter temen temen satu angkatan. Agak capek memang disamping tugas
perkuliahan, tugas ospek dan juga harus rapat – rapat. Seru banget sih awalnya
ngerasa keteteran tapi karena aku happy dan udah biasa dari dulu sibuk dengan
kegiatan diluar akademik jadi gak pernah terbebani.
2.
Memutuskan untuk ikut seleksi BEM
Kayanya setelah moment ospek akan banyak mahasiswa baru
yang ngelirik BEM, karena BEM dipikiran awal tu kayanya orang orang yang sibuk
dengan banyaknya acara. Aku memutuskan untuk ikut BEM karna jujur aku suka
banget mengcreate acara gitu, walaupun awalnya sama sekali gatau sih tupoksinya
BEM di kampus itu apa aja. Singkat cerita aku memilih PSDM waktu itu cuman
prosesnya yang panjang dan makin lama aku gak ngerasa nyaman jadinya aku gak
lanjut di tahap akhirnya, otomatis udah tau dong jawabnnya pasti gak keterima
jadi udah legowo aja toh gak obsesi banget jadi anak BEM. Eh gak lama beberapa
hari kemudian ketua BEM nya nelfon dan nawarin untuk tetep gabung di BEM di
divisi baru namanya POKJA ISMKMI, setengah hati sebenernya nerimanya karena
gatau nih ini divisi ngapain kerjaanya. Ujungn ya 2 periode kepengurusan di BEM
FKM UNDIP.
3.
Organisasi maupun kepanitiaan
mulai berdatangan!!!
-
2 tahun di BEM FKM UNDIP di divisi POKJA ISMKMI tupoksinya menjadi jembatan
komunikasi dengan organisasi eksternal yaitu ISMKMI (IKATAN SENAT MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA).
-
2tahun di ISMKMI Wilayah 3, tahun
pertama bener – bener gak ngerti
harus ngapain dan organisasi ini tuh esensinya apa, tibalah terpilih menjadi
kadiv (kepala divisi) infokom yaaa kurang lebih kaya humas nya lah, dan memang
suka banget dibidang itu aku divisiku menjalankan program dengan baik. Di tahun
ke dua sampailah aku yang terpilih menjadi korwil 3 ISMKMI(coordinator wilayah)
yang cakupannya FKM se- Jawa tengah, DIY Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB dan
NTT. Semasa itu dalam menjalaninya cukup berat karena organisasi tersebut
berlangsung dengan kepengurusan dan rapat-rapat jarak jauh, harus menggunkan
cara nemeeting (meeting melalui online) untuk menjalankan program, melakukan
progress atau bahkan hanya untuk melepas rindu.
-
Di waktu
yang bersamaan ketika aku masih menjadi pengurus BEM dan sebagai Pengurus
ISMKMI Wilayah 3, lagi lagi ada tambahan amanah sebagai coordinator lapangan
keguatan HKN (Hari Kesehatan Nasional), dimana aku harus bisa membantu ketua
dan wakil ketua dalam menahkodai sebuah tim untuk mensukseskan acara, waktu itu
acaranya kerja sama dengan dinkes prov, dan agenda kegiatan ada di gedung
gubernuran, sehingga harus banyak makan waktu untuk bulak-balik advokasi dan
negosiasi dengan pihak terkait, banyak pula tenaga yang harus dikeluarkan demi
tercapainya acara dalam hal materi pastinya. Acaranya 2 hari, hari pertama
Seminar Nasional yang menjadi Pembicaranya adalah dr. Boyke dan acara kedua
adalah melaksanakan upaya MURI komitmen tidak meroko berkerjasama dengan dinkes
Prov, dan kegiatan lainnya seperti senam bersama dan flashmob.
- Di dunia perantauan akan ada rindu yang selalu menghantui akan tanah kelahiran, beruntungnya di kampus ada ikatan mahasiswa Bandung (IKMB) dan selama aku di Semarang, aku ikut gabung sama mereka kadang nongkorong bareng, atau bahkan rapat pas jadi bagian dari kepengurusan.
-
3 tahun di Teater Undip. Selama aku kuliah tidak ada organisasi yang
aku selesaikan satu persatu, semuanya aku jalani secara bersamaan termasuk
mendalami hobi dalam bidang seni peran. Ditengah amanah yang ada pada saat itu
aku memutuskan untuk ikut casting untuk pementasan teater yang cukup besar di
Kota Semarang, karena sebelumnya sudah ikut kegiatan mahasiswa kampus teater
rasanya gak afdol kalau gak ikut andil dalam pementasan. Pementasan yang cukup
memiliki proses yang serius, latihan dari sore sampe malem, malem sampe dini
hari, memiliki peran utama bukanlah mudah dalam membagi waktu untuk latihan
serta menjalankan kegiatan lain dalam kehidupan lain. Bahkan di sela – sela itupun
aku masih ngisi pembacaan puisi di radio setiap hari jumat malam. Dan pada
akhirnya Pementasan besarpun terlaksana dengan sukses dan meriah.
-
Setelah
lengser dari segala amanah yang dititipkan berniat untuk menyudahi kesibukan
dan ingin fokus skripsi di tahun akhir dengan harapan bisa lulus cepet.
Ternyata masih dikasih amanah untuk menjadi ketua panitia acara Health
Promotion Festival, proses yang panjang dalam melaluinya, penolakkan gagasan
satu persatu harus di revisi atau diperbaiki, pro kontra pihak kemahasiswaan
menuntuk kita putar haluan sesegera mungkin untuk mencapai acara yang
diharapkan. Akhirnya dengan tim yang solid yang aku punya (walaupun pasti tetep
dalam organisasi itu gak mungkin gak ada drama, siapa gak suka siapa, setiap
masukkan menjadi perdebatan, bahkan adapun orang orang yang sulit diatur
ataupun cari-cari masalah) tercapailah suatu acara besar terkait Health
Promotion dalam hal Cancer dan kita berhasil bekerjasama dengan HOPE untuk
mewujudkan mimpi atau harapan para penderita kanker dari salah satu yayasan di
Jawa Tengah. Dan aku bangga suksesnya acara tersebut tidak lepas dari kegigihan
seluruh panitia. Siapa sangka seusai acara tersebut dosen pembimbing skripsi yang
semua orang takuti ternyata menaruh rasa bangga padaku dan akhirnya kami
dipersatukan dalam menyelesaikan skripsiku dengan menyenangkan, cepat, dan
tepat.
4.
Cara memanajemen diri
a. Standar-setting
Menentukan sasaran, target
tingkah laku atau prestasi yang hendak dicapai merupakan langkah pertama dari
manajemen diri. Bila tujuan sudah ditetapkan, akan lebih mengarahkan seseorang
pada bagaimana tujuan tersebut dapat dicapai.
b.
Self monitoring
Bentuk aplikasi dari teknik ini antara lain dengan cara
mencatat atau membuat grafik berdasarkan data yang ada dalam diri individu
sendiri. Perubahan dapat dilihat individu yang bersangkutan dan berfungsi
sebagai penguat.
c. Self evaluation
Individu yang bersangkutan mengevaluasi kembali perkembangan
rencana kerjanya. Apakah targetnya tercapai dan batas waktu terpenuhi?
Apakah konsekuensi yang diterima setelah target dicapai?
d. Self
reinforcement
Teknik menghargai diri sendiri secara positif, seperti
memberi pernyataan secara verbal terhadap diri sendiri untuk memberi penilaian
atau penghargaan terhadap apa yang telah dicapai.
5.
Possitive dan Negative
Organisatoris
+ bisa tenang
dalam menghadapi masalah, belajar problem solving yang akan kepake di dunia
kerja, banyak pengalaman, melatih komunikasi, bertemu dengan banyak orang
melatih kita dalam menghadapi berbagai karakter orang dalam bekerja nantinya, memperbanyak
link, memperbanyak teman jadi tidak akan pernah merasakan dalam kondisi sulit
itu sendirian, bisa bertukar pikiran dengan berbagai macam orang, dan lainnya.
-
Banyak
yang harus di korbankan selain waktu, materi dan tenaga yaitu perasaan.
Mahasiswa Biasa
+ Punya banyak
waktu leha-leha dan menikmati hidup yang tentram dan damai. Tidak dalam banyak
konflik.
-
Saat
bekerja kelak akan kesulitan dalam menghadapi team work. Sedikit HR suatu
perusahaan tertarik dengan mahasiswa yang hanya kuliah pulang tanpa memiliki
kegiatan lain. Softskill kalian tidak terlatih dan tidak dapat terbentuk.
Dan aku membuktikan bahwa dengan banyaknya kegiatan di kampus dan memilih untuk tidak menjadi mahasiswa biasa aku tetap bisa mencapai predikat pujian dalam nilai akhir kuliah atau cumlaude, aku bisa mencapai target untuk sesegera mungkin lulus, bahkan menjadi mahasiswa teraktif ke dua di kampus dan bonusnya adalah sebelum wisuda aku bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah.
Pada hakikatnya siapa yang menjalani dengan sungguh-sungguh dan percaya, dia yang akan menuai hasilnya.
Comments
Post a Comment