Finally aku bisa cerita juga disini..
Mulai dari tahun 2021 yang aku memutuskan untuk membuka datting apps (bukan tinder bukan bumble). Muzmatch itu semacam aplikasi yang isinya muslim semua dan mancanegara wooowww wkwkwk, karena tbh aku seneng ngobrol sama orang luar topik pembicaraanya gatau kenapa lebih banyak aja gitu. Mulai chat sama beberapa cowok nih yakaaaan.. tapi seperti biasa aku gak pernah dengan mudahnya kasih nomor WA jadi aku akan kasih instagram dan komunikasi disana, maksudnya memudahkan dia juga mengenali aku dan kalau gak oke yaudah gak usah lanjut.
Ketemulah sama cowok dari suatu negara yang orangnya sopan dan juga nyambung nih, dalam hati "okelah boleh kalau dia mau move wa". Saat itu aku lagi rajin presentasi untuk bisnis aku dan dia support dan aku sukaaaaa banget karena aku butuh itu. Lanjut dengan berbagai pertanyaan dari aku si TAURUS GIRL yang apa-apanya harus jelas dan gakmau buang-buang waktu. Bikin benteng pertahanan dong nih ceritanya:
- Kamu ngapain main aplikasi itu ? Apa yang kamu cari ?
- Setelah kita intens apa kamu masih cari dan berkomunikasi dengan yang lain?
- Plan kamu terdekat apa ?
- Aku memastikan 3 pertanyaan itu dulu sampai akhirnya aku tanya masih mau cari-cari di muzmatch gak ? (sampe akhirnya sepakat buat sama-sama hapus apps itu)
- Aku menyampaikan juga 3 pernyataan dari yang aku tanya ke dia, supaya apa ? SUPAYA CLEAR
Nah dari situ mulai deh dia rajiiiiiin banget nanyain aku kabar, bertukar cerita bahkan, segala hal dibahas. Kebayang gak seorang wanita pekerja yang dari pagi sampe sore di kantor, malemnya ngerjain bisnis dan tanpa punya pasangan, kemudian ada orang yang masuk ke kehidupannya dan menambah notifikasi whatsapp rutin setiap harinya, itu tuh rasanya kaya ada extra energi positive aja gitu setiap harinya, semandiri-mandirinya perempuan tetep butuh yang namanya diperhatiin. Oh mulai intens niiiih mari kita lanjut dengan step pertanyaan selanjutnya :
- Love language kamu apa ? (bagi aku ini penting sih supaya bisa tau aja dia tuh gimana sebagai pasangan)
- Kalau kamu lagi marah kamu akan memilih bicara atau diam ?
- Kalau kamu punya masalah kamu akan cerita langsung atau setelah masalah selesai atau bahkan cukup dipendam dan memilih mana yang harus di share mana engga ?
- Ekspetasi kamu tentang pernikahan itu apa?
- Apa yang kamu bayangkan dalam pernikahan yang membuat kamu bahagia dan buat kamu juga gak suka?
- Kalau nanti kamu menikah apa istri kamu masih boleh bekerja ? melanjutkan sekolah ? dan bertemu teman?
- Apa hal yang paling tidak kamu suka dan membuat kamu marah?
- Apa hal yang membuat kamu bersyukur hingga hari ini?
- Naaaaaah kalau aku sih sangat tidak menutup diri saat dia menanyakan balik dan berbagai macam pertanyaan juga, seperti kalau menikah kamu mau gak pindah? kalau nikah dan ibu aku tinggal bersama kita boleh gak? kalau nikah dan aku gak sanggup beliin rumah yang kamu inginkan gimana ? (ternyata cowok juga ada loh hal-hal yang dia pikirin dan butuh clear juga)
- dst (jujur lupa)
Dari pembicaraan sekian lamanya sampai akhirnya aku baca sebuah notifikasi "aku berharap tahun ini (2022) kita bisa segera ketemu". Seneng banget bacanya kaya "yaAllah kok kaya mimpi". Karena aku pernah berdoa seperti ini :
"YaAllah aku pengen banget punya pasangan yang rajin ibadahnya, bisa bimbing aku, kepribadian dan perilakunya baik terhadap sesama, sayang sama keluarganya, pekerja keras, suka olahraga, open mind dan aku juga pengennya yang tinggi dan gak gendut", se spesifik itu aku berdoa.
Singkat cerita, tibalah waktunya dia datang kesini. Gak nyangka aja ada cowok yang rela jauh-jauh nyamperin aku ke Indonesia. Kalau dibilang bahagia jauh dari itu sampai aku gatau bagaimana cara mengekspresikannya. Kami bertemu dan menghabiskan waktu bersama untuk pergi berlibur dan aku mengajaknya bertemu dengan keluargaku, makan malam bersama, pergi ke mesjid bersama, sarapan bersama dan aku mengajaknya pergi ke desa. Tapi ada satu hal yang aku sampaikan pada Ibuku dengan menitihkan air mata "mih aku bahagia banget dia datang kesini rasanya seperti Allah menjawab permintaan-permintaanku lalu semua ini nyata adanya, tapi aku sudah siap jika memang dia bukan untukku karena bagi aku dia sangat sempurna dan aku takut tidak sepadan untuknya".
Perempuan mana yang hatinya gak luluh ketika melihat laki-laki sangat mencintai ibunya?. Laki-laki yang menjaga solatnya menjaga keimanannya, bahkan menjaga martabat seorang wanita didepannya menurut aku itu hal yang tidak banyak dimiliki semua laki-laki, oiya.. bahkan dia sanagt peduli lingkungan sekitarnya tanpa banyak bicara tindakan dia menunjukan kepribadiannya, sangat ringan tangan adalah dia. Jadi tidak ada alasan untuk tidak mencintainya bukan? , karena pada akhirnya kita akan memberikan sepenuhnya sisa hidup kita untuk beribadah dengannya.
SANGAT TERPLANNING adalah aku. Semua yang sudah dibicarakan mulai aku persiapkan, dari mulai mental bahkan hingga materi. Katanya jodoh itu yang akan bikin kamu semakin dekat dengan Tuhanmu, yang akan membuat kamu tidak membutuhkan berpikir panjang, dan semuanya akan terasa mudah.
Salah gak kalau aku berpikir "he is the one ?"
Namanya mulai aku selipkan dalam setiap doa dan aku mencoba melalui jalur langit. Katanya lebih mudah mendekatkan diri kepada Penciptanya karena hati manusia tidak ada yang tahu.
Tapi, jangan lupa setiap kita berdoa yang akan diberikan bukan yang kita mau tapi yang kita butuhkan dan yang terbaik. Hal yang selalu aku pegang setelah aku jatuh berkali-kali. Aku selalu melakukan yang terbaik dalam setiap tujuanku, 100% semuanya aku usahakan meskipun banyak yang diluar sana bilang "Liwa, jangan terlalu berlebihan dalam mengusahakan sesuatu nanti kamu akan terluka jika terjatuh", TAPI kan aku anaknya SI KERAS KEPALA, jadi aku akan tetap melakukannya karena aku merasa ketika semua sudah aku usahakan sekeras mungkin dan sudah aku perjuangkan sebisa yang aku lakukan namun takdir tidak berpihak, "its not my fault". Takdir yang menentukan dan aku sangat mengimani Tuhan tahu yang terbaik. Itu akan mempermudah aku untuk let it go dari apa yang bukan menjadi takdirku dan move on.
"manusia hanya bisa berekspetasi dan berencana".
Setelah banyak rencana yang di persiapkan untuk kedepannya, lalu aku mempersiapkan diri bertemu keluarganya, setelah aku meyakini "he is the one", tapi ternyata "masih bukan dia sepertinya".
Kenapa ?
Cuman dia yang tau jawabannya.
Comments
Post a Comment