Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2012

kamulah

kupandang wajahmu dengan mataku ku ukir namamu dihatiku tanganku sedia merangkulmu saat kamu kehilangan semua yang kamu miliki, kecuali dengan aku, hingga kapanpun takkan pernah kamu kehilanganku karna aku akan selalu dan selamanya untukmu izinkan pundakku untuk menjadi sandaran kegelisahanmu izinkan langkahku menemani langkah kakimu, tertawa menangis bersama sahabatku, genggam tanganku, kita arungi badai bersama hingga luka menjadi bahagia dan lara menjadi ceria karnamu aku tersenyum dan karnamulah alasanku untuk tetap tinggal disini

sahabat

saat hujan deras membasahi ragaku kaulah payung yang melindungiku  saat aku tersesat di kesunyian gelap malam kaulah yang menyinari dan membimbingku ketika jiwa ini mulai jatuh  kaulah penopangku ketika aku salah melangkah engkaulah yang selalu mengiringiku kejalan yang benar sungguh engkaulah sahabatku... tak pernah lelah kau dengarkan celotehanku tak pernah bosan kau untuk terus memberikan semangat semua selalu indah dikala bersamamu sahabatku, kaulah yang selalu ada untuku hanya kaulah yang mampu menerima aku begini adanya kelak takkan pernah ada yang mampu menggantikanmu

kaulah langitku!

haruskah ku memanggilmu matahari ? yang selalu bersinar menemaniku dikala siang cerah haruskahku menyebutmu sunset? hanya sekejap yang mampu dinikmati dikala senja mungkin kali ini tepat, harusku memanggilmu langit! langit yang selalu ada, wujud keabadian  temani tidurku,pagiku,siangku,tetap sedia dikala hujan ataupun bahkan petir, biarpun gelapnya malam langit selalu ada disaat itu kapanpun dimanapun kau selalu ada untukku memeluk hari-hariku dan menyelimuti senyumanku

aku pergi

Setelah melintasi waktumu hari-harimu kini terasa tiada makna yang terasa namun terendap  yang mendekam dalam gugusan rembulan yang tak mampu lagi ku gapai semuanya terasa kosong dan hampa harapanku tentangmu,kini berada di titik kejenuhan kini aku enggan mengumbar kerinduanku dan tiba-tiba aku ingin berhenti untuk mencintaimu akankah mungkin karena terlalu jauh kau berjalan auramu yang pudar oleh sikap tak pasti bisumu menyurutkan langkahku mungkin karna itu  karna itu sebaiknya aku pergi

aku yang terlalu lemah

mungkin aku tak pernah mengenal kata lelah saat ku terdiam menangisi langkahmu tak bisa ku pergi dari harapan semu telah banyak tulisan yang ku tulis untukmu telah banyak air mata jatuh karnamu terus ku iris hati ini agar mampu mencinta lagi selain kamu namun cinta untukmu begitu dalam hingga sisa keping hati ini masih tertulis namamu jelas terasa kerinduan akan hadirmu tak pernah bisa hilang cara apalagi yang harus kulakukan tuk menghapus jejakmu dalam benakmu...